Dilansir dari Wikipedia, Peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia adalah salah satu momen paling kelam dalam sejarah Indonesia Setiap tahunnya. Peringatan PERISITWA GENOSIDA G30S/PKI menjadi momen penting untuk mengingat peristiwa kelam yang pernah mengguncang Indonesia. Pada tahun 2024, peringatan ini kembali diadakan dengan fokus untuk mengenang sejarah sekaligus mengambil pelajaran dari masa lalu. Pemberontakan yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 itu meninggalkan bekas mendalam dalam sejarah bangsa, dan setiap tahun.
Latar Belakang Peristiwa G30S/PKI
Latar belakang peristiwa ini sangat erat kaitannya dengan situasi politik Indonesia pada awal 1960-an yang diwarnai oleh ketegangan antara tiga kekuatan politik utama: TNI (Tentara Nasional Indonesia), PKI, dan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dekat dengan Presiden Soekarno. Selain itu, hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, juga memburuk. Kebijakan anti-Barat Soekarno dan kedekatannya dengan Uni Soviet dan Tiongkok memperdalam ketegangan geopolitik di kawasan Asia Tenggara. Perang Dingin yang memanas turut berpengaruh dalam pembentukan situasi politik di Indonesia.
Kronologi Peristiwa G30S/PKI
Pada malam 30 September 1965, sekelompok perwira militer yang mengaku sebagai bagian dari gerakan \”Dewan Revolusi\” menculik dan membunuh enam jenderal tinggi Angkatan Darat, yaitu:
- Letjen Ahmad Yani
- Mayjen R. Suprapto
- Mayjen M.T. Haryono
- Mayjen Siswondo Parman
- Brigjen Donald Izacus Pandjaitan
- Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
Para jenderal ini dibawa ke Lubang Buaya, sebuah kawasan di Jakarta Timur, di mana mereka kemudian dibunuh dan jenazah mereka dibuang ke dalam sumur tua. Salah satu jenderal, Jenderal Abdul Haris Nasution, berhasil lolos dari upaya penculikan, namun putrinya, Ade Irma Suryani, menjadi korban penembakan.
Pada 1 Oktober 1965, kelompok yang terlibat dalam gerakan ini mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan dengan alasan untuk mencegah adanya kudeta yang akan dilakukan oleh Dewan Jenderal. Mereka mengklaim bahwa Dewan Jenderal ini, yang terdiri dari perwira tinggi Angkatan Darat, berencana menggulingkan Presiden Soekarno.
Namun, dalam waktu 24 jam, Mayor Jenderal Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), mengambil alih kendali situasi. Melalui dukungan dari pasukan Angkatan Darat, Soeharto berhasil menumpas gerakan tersebut dan menyelamatkan pemerintahan dari kudeta.
Peristiwa G30S/PKI merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia yang mengubah arah politik dan pemerintahan negara ini. Dengan latar belakang ketegangan ideologi antara komunis dan nasionalis, serta pengaruh Perang Dingin, peristiwa ini menciptakan dampak besar yang tidak hanya menghancurkan PKI tetapi juga membuka jalan bagi Soeharto untuk memegang kekuasaan selama lebih dari 30 tahun. Hingga saat ini, peristiwa G30S/PKI tetap menjadi topik yang penuh kontroversi dan debat.
Kunjungi Juga Web Kami: TKJ SMK Darma Siswa 1 Sidoarjo
By Prananda Dwi Putra, Nagusti Putra Al Furqon, Muhammad Salman Arif, Muhammad Rizq Rachmadtullah, Muhammad Rifqi, Prayoga Putra Pratama
Leave a Reply