
Apa Itu DNS?
Domain Name System (DNS) adalah sistem penting dalam jaringan komputer yang berfungsi untuk menerjemahkan nama domain (seperti www.example.com) menjadi alamat IP (seperti 192.0.2.1) yang dapat dipahami oleh komputer. Tanpa DNS, pengguna internet harus menghafal deretan angka untuk mengakses situs web, yang tentu saja tidak praktis.
DNS dapat diibaratkan sebagai “buku telepon internet”, yang mencocokkan nama orang (domain) dengan nomor telepon mereka (alamat IP). Berkat DNS, kita cukup mengetikkan nama situs web tanpa perlu mengetahui alamat IP server yang dituju.
Baca juga: Perbedaan IPv4 dan IPv6: Mana yang Lebih Baik?
Fungsi utama DNS
Ada beberapa fungsi penting dari DNS dalam jaringan:
- Menerjemahkan Nama Domain ke Alamat IP
DNS memudahkan kita mengakses situs web hanya dengan mengetikkan nama domain alih-alih angka IP yang rumit. - Mempermudah Navigasi Internet
Dengan DNS, pengguna internet dapat mengakses berbagai layanan online (seperti email, browsing, dan streaming) tanpa perlu mengingat alamat IP masing-masing layanan. - Meningkatkan Efisiensi Koneksi
Server DNS biasanya meng-cache (menyimpan sementara) hasil pencarian domain, sehingga waktu akses ke situs web menjadi lebih cepat di kunjungan berikutnya. - Mendukung Sistem Load Balancing
DNS juga membantu mendistribusikan lalu lintas jaringan ke beberapa server agar layanan tetap stabil dan cepat. - Meningkatkan Keamanan Jaringan
Dengan adanya fitur seperti DNSSEC (DNS Security Extensions), DNS dapat membantu mencegah serangan pemalsuan data (spoofing) dalam jaringan.
Bagaimana cara kerja DNS
Proses kerja DNS melibatkan beberapa langkah utama, yang semuanya terjadi dalam hitungan detik:
- DNS Query (Permintaan DNS)
Ketika pengguna mengetikkan nama domain di browser, komputer pertama-tama akan mengecek apakah alamat IP domain itu sudah tersimpan di cache lokal.
Jika ada: Browser langsung menggunakan IP yang ada di cache.
Jika tidak ada: Komputer akan mengirimkan permintaan (query) ke server DNS.
- Recursive Resolver
Permintaan pertama dikirim ke DNS Resolver yang bertugas untuk mencari tahu alamat IP dari domain tersebut. Resolver ini biasanya disediakan oleh penyedia layanan internet (ISP).
- Root Name Server
Jika resolver belum tahu jawabannya, ia akan bertanya ke Root Server — server yang tahu lokasi server untuk semua domain tingkat atas (.com, .org, .net, dll).
- TLD Name Server
Root Server akan mengarahkan ke Top-Level Domain (TLD) Server yang mengelola domain tertentu, seperti server khusus untuk “.com”.
- Authoritative Name Server
TLD Server kemudian mengarahkan ke Authoritative Name Server, yaitu server yang menyimpan catatan DNS sebenarnya untuk domain tersebut, termasuk alamat IP yang dicari.
- Pengembalian Jawaban
Setelah menemukan alamat IP yang sesuai, resolver akan mengirimkan informasi itu kembali ke komputer pengguna. Browser kemudian menggunakan IP tersebut untuk terhubung ke server situs web.
- Caching
Agar tidak perlu mengulangi semua langkah tersebut di kemudian hari, hasil pencarian DNS akan disimpan sementara di cache lokal perangkat.
Ancaman dan Masalah Terkait DNS
Meskipun DNS membuat penggunaan internet lebih mudah, ada beberapa ancaman yang mengintai:
- DNS Spoofing: Memalsukan hasil DNS untuk mengarahkan pengguna ke situs palsu.
- DNS Hijacking: Mengambil alih server DNS untuk mengontrol lalu lintas internet.
- DDoS terhadap DNS Server: Menyerang server DNS agar layanan online menjadi tidak dapat diakses.
Untuk itu, penggunaan DNS aman seperti DNS over HTTPS (DoH) atau DNSSEC sangat disarankan.
Kesimpulan
DNS adalah fondasi penting dari internet modern, memungkinkan pengguna mengakses situs web dengan mudah tanpa harus menghafal deretan angka IP. Dengan cara kerja yang kompleks namun cepat, DNS membantu mempercepat, mengamankan, dan menyederhanakan navigasi di dunia maya. Memahami bagaimana DNS berfungsi juga membantu kita lebih waspada terhadap potensi ancaman siber yang bisa memanfaatkan kelemahan sistem ini.
Posted by : Nadif Shafwan F. Much., Wildan Raafi R., Caesarico Bayu Sejati, Hasballah Ma’ruf A. R.