Blockchain telah menjadi salah satu teknologi yang paling disruptif dalam dekade terakhir, terutama dalam sektor keuangan. Banyak bank, perusahaan fintech, dan bahkan lembaga pemerintah mulai mengeksplorasi bagaimana teknologi ini dapat membantu mereka meningkatkan efisiensi, keamanan, dan transparansi dalam transaksi. Pada artikel ini, kita akan membahas secara spesifik bagaimana blockchain bekerja dalam konteks keuangan, manfaatnya, serta tantangan yang dihadapi.
Apa itu Blockchain dalam Konteks Keuangan?
Blockchain dalam sektor keuangan adalah teknologi buku besar terdistribusi (distributed ledger technology atau DLT) yang memungkinkan bank dan institusi keuangan untuk mencatat, memverifikasi, dan menyimpan transaksi secara aman dan transparan. Dalam sistem tradisional, transaksi keuangan sering kali melibatkan perantara seperti bank sentral, agen kliring, dan lembaga keuangan lainnya. Blockchain menghilangkan kebutuhan akan perantara ini dengan menciptakan jaringan yang terdesentralisasi di mana setiap peserta dalam jaringan (node) dapat melihat dan memverifikasi transaksi secara langsung.
Cara Kerja Blockchain di Keuangan
- Inisiasi Transaksi: Dalam sistem blockchain, ketika seseorang melakukan transaksi keuangan, misalnya mengirim uang antarnegara, transaksi ini dikemas dalam bentuk blok digital. Setiap blok memiliki informasi lengkap mengenai transaksi, seperti pengirim, penerima, jumlah uang, serta stempel waktu.
- Verifikasi Transaksi: Blok tersebut kemudian disiarkan ke jaringan blockchain. Di sini, node (komputer yang tergabung dalam jaringan) akan melakukan verifikasi apakah transaksi tersebut valid. Verifikasi ini dilakukan dengan metode konsensus, di mana sebagian besar node harus menyetujui bahwa transaksi valid sebelum ditambahkan ke blockchain.
- Pengikatan Blok ke Blockchain: Setelah transaksi diverifikasi, blok tersebut ditambahkan ke rantai blok sebelumnya, membentuk urutan kronologis yang tidak bisa diubah. Setiap blok memiliki kode unik (hash) yang terhubung ke blok sebelumnya, yang membuat blockchain sulit untuk dipalsukan atau diubah.
- Keamanan Transaksi: Data pada blockchain dienkripsi menggunakan teknik kriptografi yang canggih, yang menjamin bahwa transaksi tersebut aman. Selain itu, karena data disimpan di banyak node, tidak ada satu pun pihak yang mengendalikan seluruh jaringan, yang mengurangi risiko manipulasi data.
Manfaat Blockchain dalam Keuangan
- Keamanan Lebih Tinggi: Blockchain menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan sistem tradisional. Karena setiap transaksi diverifikasi oleh banyak node dalam jaringan, kecil kemungkinan bagi seorang individu atau pihak luar untuk memalsukan transaksi. Selain itu, penggunaan kriptografi menjamin bahwa data transaksi aman dan tidak bisa diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Semua transaksi yang terjadi di blockchain dapat dilihat oleh seluruh peserta dalam jaringan. Ini menciptakan transparansi yang lebih besar, yang sangat penting dalam sektor keuangan di mana kepercayaan merupakan kunci. Perusahaan dan individu dapat melacak setiap transaksi yang mereka lakukan, yang pada akhirnya meningkatkan akuntabilitas.
- Efisiensi dan Kecepatan Transaksi: Salah satu hambatan terbesar dalam sistem keuangan tradisional adalah waktu pemrosesan transaksi, terutama dalam transaksi lintas negara. Dengan blockchain, transaksi dapat diselesaikan dalam hitungan menit tanpa perlu melalui perantara seperti bank sentral atau agen kliring. Ini menghemat waktu dan biaya.
- Biaya Rendah: Penggunaan blockchain dalam transaksi keuangan dapat memangkas biaya secara signifikan. Dengan menghilangkan kebutuhan untuk perantara, seperti bank atau perusahaan kartu kredit, biaya layanan dapat dikurangi. Ini sangat bermanfaat dalam pengiriman uang internasional, di mana biaya sering kali tinggi.
- Ketahanan terhadap Fraud: Blockchain dirancang sedemikian rupa sehingga data yang disimpan di dalamnya sulit untuk diubah atau dihapus. Ini memastikan bahwa semua catatan transaksi tidak dapat diubah, yang pada gilirannya membantu mencegah penipuan dan manipulasi.
Contoh Implementasi Blockchain di Keuangan
- Cryptocurrency: Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum adalah contoh paling nyata dari aplikasi dalam keuangan. Cryptocurrency memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi tanpa perlu menggunakan mata uang fiat atau melibatkan bank. Ini sangat populer dalam transaksi lintas negara karena biaya yang lebih rendah dan kecepatan yang lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
- Remittance (Pengiriman Uang): Pengiriman uang lintas negara sering kali memakan waktu dan dikenakan biaya tinggi. Beberapa startup fintech, seperti Ripple, menggunakan blockchain untuk mempermudah dan mempercepat proses ini. Dengan menggunakan teknologi ini, biaya transaksi dapat dikurangi, dan uang dapat dikirim hampir secara instan.
- Smart Contracts: Dalam konteks keuangan, smart contracts memungkinkan pelaksanaan perjanjian atau kontrak secara otomatis. Sebagai contoh, kontrak asuransi bisa dieksekusi secara otomatis ketika syarat-syarat tertentu terpenuhi, tanpa memerlukan intervensi manusia. Ini dapat mengurangi risiko kecurangan dan mempercepat proses penyelesaian.
- Clearing dan Settlement: Saat ini, transaksi saham dan obligasi membutuhkan beberapa hari untuk diselesaikan karena proses kliring dan penyelesaian. Blockchain dapat digunakan untuk mempercepat proses ini, yang mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi.
Tantangan Penggunaan Blockchain di Keuangan
- Regulasi: Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya regulasi yang jelas mengenai penggunaan blockchain dan cryptocurrency. Banyak negara masih menyesuaikan kebijakan mereka terkait dengan teknologi ini, yang membuat adopsi lebih lambat.
- Skalabilitas: Seiring dengan meningkatnya penggunaan nya, tantangan skalabilitas menjadi semakin nyata. Jaringan seperti Bitcoin dan Ethereum memiliki keterbatasan dalam hal jumlah transaksi yang bisa diproses per detik, yang menjadi hambatan untuk penggunaan luas dalam sistem keuangan global.
- Konsumsi Energi: terutama yang menggunakan algoritma proof-of-work seperti Bitcoin, memerlukan daya komputasi yang sangat besar, yang pada akhirnya berimbas pada konsumsi energi yang tinggi. Ini menjadi perhatian, terutama terkait dengan keberlanjutan lingkungan.
- Adopsi dan Inovasi: Meskipun menawarkan banyak manfaat, adopsi teknologinya masih terbatas. Banyak bank dan lembaga keuangan tradisional yang masih ragu untuk beralih ke sistem blockchain karena ketidakpastian mengenai teknologi ini dan investasi yang dibutuhkan untuk mengintegrasikannya ke dalam infrastruktur yang ada.
Kesimpulan
Blockchain di sektor keuangan membawa potensi revolusioner dalam cara kita bertransaksi, dari meningkatkan keamanan hingga memangkas biaya dan mempercepat proses transaksi. Meskipun tantangan seperti regulasi dan skalabilitas masih ada, banyak perusahaan dan institusi keuangan mulai mengeksplorasi teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi. Seiring perkembangan teknologi, kita mungkin akan melihat blockchain menjadi fondasi baru dalam sistem keuangan global.
Baca Juga: Mengenal beragam query yang sering digunakan oleh pengguna
publish by: Fauzan Aldjufri
- Hafiz Aditya
- Hermawan Fadhil
- Kelvin Ari
- M. Ryan Pratama
- M. Salman Akbar
Leave a Reply