Di era digital yang semakin terkoneksi, keamanan dan privasi dalam berinternet menjadi prioritas penting, baik bagi individu maupun perusahaan. Salah satu teknologi yang banyak digunakan untuk melindungi data dan menjaga kerahasiaan informasi adalah VPN (Virtual Private Network). Salah satu konsep inti yang membuatnya efektif dalam menjaga keamanan adalah VPN tunneling. Namun, apa sebenarnya VPN tunneling itu, dan bagaimana cara kerjanya? Artikel ini akan menjelaskan secara rinci mengenai VPN tunneling dan proses di baliknya.
1. Pengertian VPN Tunneling
VPN tunneling adalah proses di mana data yang dikirimkan melalui jaringan publik, seperti internet, di-enkapsulasi (dibungkus) dalam paket lain yang aman. Dengan kata lain, tunneling menciptakan “terowongan virtual” antara dua titik di jaringan, di mana data dapat berjalan dengan aman dan terlindungi dari pihak ketiga yang tidak berwenang.
Dalam konsep “tunnel” merujuk pada jalur komunikasi yang terenkripsi yang memungkinkan transfer data yang aman. Data yang melewati terowongan VPN ini tidak dapat dibaca oleh orang luar tanpa izin, karena telah dienkripsi menggunakan algoritma khusus.
2. Bagaimana Cara Kerja Tunneling?
Cara kerja VPN tunneling melibatkan beberapa langkah penting yang bertujuan untuk memastikan keamanan dan integritas data yang dikirimkan. Berikut adalah tahapan utama dalam cara kerja VPN tunneling:
a. Enkapsulasi Data
Ketika Anda mengirim data melalui VPN, data tersebut akan dikemas dalam paket yang lebih besar. Proses ini disebut enkapsulasi. Pada dasarnya, paket data asli yang biasanya bisa dilihat oleh semua perangkat dalam jaringan publik kini dilindungi dengan lapisan tambahan di sekitarnya, sehingga isinya tidak dapat diakses oleh pihak luar.
Ada beberapa protokol yang digunakan dalam VPN tunneling untuk melakukan enkapsulasi data, seperti PPTP (Point-to-Point Tunneling Protocol), L2TP (Layer 2 Tunneling Protocol), dan OpenVPN. Masing-masing protokol ini memiliki karakteristik tersendiri dalam hal kecepatan, keamanan, dan kemudahan implementasi.
b. Enkripsi Data
Setelah data dienkapsulasi, langkah selanjutnya adalah enkripsi. Enkripsi adalah proses di mana data diubah menjadi format yang tidak dapat dibaca tanpa kunci enkripsi khusus. Hanya pengguna yang memiliki kunci ini (pengirim dan penerima yang sah) yang dapat mendekripsi dan membaca data tersebut.
Protokol enkripsi yang digunakan di dalam umumnya adalah AES (Advanced Encryption Standard), yang merupakan salah satu standar enkripsi teraman dan paling umum digunakan di dunia saat ini. Enkripsi ini memastikan bahwa jika seseorang mencoba menyadap data yang dikirimkan melalui jaringan, mereka tidak akan bisa memahami isi data tersebut.
c. Transportasi Data
Setelah data dienkapsulasi dan dienkripsi, data tersebut kemudian dikirim melalui jaringan publik (seperti internet) melalui terowongan virtual yang telah dibuat. Pada tahap ini, meskipun data melewati jaringan yang sama dengan pengguna lain, sehingga menjaga data tetap aman dan tidak terlihat oleh pihak lain.
d. Dekripsi dan Dekapsulasi Data
Ketika data tiba di tujuan, yaitu server VPN atau penerima, proses dekripsi dilakukan untuk mengubah data terenkripsi kembali menjadi bentuk aslinya yang dapat dibaca. Setelah itu, proses dekapsulasi dilakukan untuk menghilangkan lapisan tambahan di sekitar data, sehingga data asli bisa diakses oleh penerima.
3. Jenis-jenis VPN Tunneling
Ada dua jenis utama VPN tunneling yang umum digunakan, yaitu tunneling voluntari dan tunneling wajib. Perbedaan utama antara keduanya adalah bagaimana terowongan dibentuk dan dikelola.
a. Voluntary Tunneling
Dalam voluntary tunneling, terowongan VPN diinisiasi oleh perangkat pengguna, misalnya laptop, ponsel, atau komputer. Perangkat klien memulai koneksi VPN dengan server VPN yang dituju, dan proses tunneling dimulai dari perangkat itu sendiri.
Penggunaan voluntary tunneling banyak ditemukan pada layanan VPN pribadi yang sering digunakan oleh individu untuk mengamankan koneksi mereka di jaringan publik atau untuk mengakses konten yang diblokir secara geografis.
b. Compulsory Tunneling
Pada compulsory tunneling, inisiasi terowongan VPN dilakukan oleh perangkat atau server jaringan sebelum data sampai di perangkat pengguna. Misalnya, perusahaan besar yang mengatur VPN untuk seluruh kantor mereka menggunakan compulsory tunneling untuk memastikan setiap koneksi yang dilakukan karyawan otomatis melewati server perusahaan tanpa intervensi manual.
4. Protokol yang Digunakan
Beberapa protokol tunneling yang umum digunakan mencakup:
- PPTP (Point-to-Point Tunneling Protocol): Protokol yang lebih tua, mudah diimplementasikan, tetapi kurang aman dibandingkan protokol modern.
- L2TP/IPsec (Layer 2 Tunneling Protocol): Protokol yang lebih aman karena menggabungkan L2TP dengan protokol keamanan IPsec untuk memberikan enkripsi yang lebih kuat.
- OpenVPN: Protokol sumber terbuka yang sangat fleksibel dan aman. Banyak digunakan karena keandalannya dalam menjaga koneksi aman dan privasi.
- IKEv2/IPsec (Internet Key Exchange Version 2): Protokol yang cepat dan stabil, terutama untuk perangkat seluler karena kemampuan untuk menjaga koneksi bahkan ketika pengguna berpindah jaringan (misalnya dari Wi-Fi ke data seluler).
5. Keuntungan VPN Tunneling
adapun keuntungan menggunakan nya yaitu:
- Keamanan Data: Data yang dikirim melalui jaringan internet umum terlindungi dengan enkripsi, membuatnya tidak dapat diakses oleh pihak ketiga yang tidak berwenang.
- Privasi: alamat IP pengguna tersembunyi, sehingga identitas online mereka lebih sulit dilacak.
- Akses Konten Terbatas: Pengguna dapat mengakses konten atau layanan yang dibatasi secara geografis, misalnya situs web atau layanan streaming yang hanya tersedia di negara tertentu.
- Perlindungan dari Penyadapan: VPN tunneling melindungi pengguna dari serangan siber, seperti man-in-the-middle attacks, yang sering terjadi di jaringan publik.
Kunjungi Kami Di SMK DARMA SISWA SIDOARJO
Posted By: Ma’ruf Islamuddin